Secara sederhana yang dimaksud dengan arsitektur minimalis adalah desain rumah atau ruangan yang memanfaatkan lahan yang ada, lalu dipadu padankan dengan pemilihan dan penempatan meubeler atau perabotan rumah yang selaras dengan ruangan.
Jenis arsitektur ini lahir akibat semakin terbatasnya lahan untuk membangun rumah, bahan bangunan yang semakin mahal, namun tetap dituntut untuk menciptakan sebuah bangunan atau ruang yang nyaman ditinggali dan sedap dipandang mata.
Konsep Arsitektur Minimalis
Pengetahuan Dasar Tentang Pembagian Lahan dan Bangunan
1. Koefisien Dasar Bangunan
Yang dimaksud dengan Koefisian Dasar Bangunan (KDB) adalah persentase antara luas lahan yang ada dengan luas dasar bangunan (tapak) yang akan dibuat.
Misalnya Anda memiliki lahan 1000 m2 dengan KDB 60%, maka dasar bangunan total yang dibangun adalah 60% X 1000 = 600 m2. Dalam penentuan KDB ini tergantung kebutuhan Anda, atau harus merujuk kepada Peraturan Daerah setempat. Untuk tanah dataran dan pebukitan, Pemerintah Daerah biasanya sudah menentukan persentase KDB yang berbeda.
2. Koefisien Luas Bangunan (KLB)
Koefisien Luas Bangunan adalah pedoman untuk menentukan persentase total luas bangunan dengan total lahan yang ada. Misalnya Anda memiliki lahan 1000 m2, dan KLB yang ditentukan adalah 5, maka perhitungannya menjadi 5 X 1000 = 5000.
Jadi total luas bangunan mulai lantai dasar hingga lantai teratas adalah 5000 m2. Penentuan KLB juga biasanya sudah ditentukan oleh Pemerintah Daerah setempat dalam persyaratan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
Penataan Ruang Dengan Arsitektur Minimalis
1. Pengukuran Ruangan
Jika Anda ingin menata kembali ruang yang ada di rumah Anda dengan arsitektur minimalis, maka yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah pengukuran luas ruangan itu sendiri. Hal ini penting untuk membuat dan menempatkan meubeler yang selaras dengan ruangan yang ada.
2. Menentukan Desain Meubeler
Ruang Tamu
Setelah mengetahui ukuran ruangan yang ada, langkah berikutnya adalah penentuan desain meubler yang dibutuhkan di ruangan tersebut. Anda bisa membuat khusus, mencari dan membeli meubeler yang sekiranya cocok dengan ruangan.
Pada intinya, dalam tahap ini upayakan membuat ruangan tidak menjadi penuh sesak dengan meubeler. Untuk ruang tamu yang sempit misalnya, memaksakan menempatkan kursi atau sofa yang besar apalagi ditambah dengan rak hiasan yang juga berukuran besar akan membuat ruangan menjadi sempit dan terlihat pengap.
Tidak sebandingnya ruangan dengan meubeler, akan membuat ruang gerak menjadi sempit dan secara estetis kurang enak dipandang mata.
Untuk ruang tamu yang kecil ruangnya cukup ditempatkan kursi persegi dengan kapasitas duduk 3-4 orang tamu termasuk pribumi dan apabila masih memungkinkan tempatkan rak hiasan kecil namun chic di sudut ruangan.
Ruang Tengah/Ruang Keluarga
Ruang keluarga biasanya memiliki ruang lebih luas dari ruang tamu, karena memiliki fungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga. Namun meski lebih luas, penempatan meubeler tetap saja harus disesuaikan dengan ruangan.
Beberapa meubeler yang biasanya ada di ruang keluarga adalah kursi atau sofa, rak tv, lemari hiasan atau rak penyimpanan buku dan beberapa meubeler hiasan lainnya.
Hendaknya selalu menyesuaikan meubeler dengan bentuk ruangan dan menempatkan semua barang selalu pada sisi yang tepat. Hal itu dilakukan untuk memberi kesan ruang keluarga yang nyaman, luas dan yang lebih penting sesuai dengan kebutuhan aktivitas keluarga di sana.
Jangan memaksakan hiasan lain jika tidak memungkinkan, seperti memasang aquarium besar. Jika tetap ingin ada aquarium, pilih yang kecil namun enak dipandang.
Namun sedikit tips, jika ingin memasang aquarium di ruang keluarga, sebaiknya aquarium kecil ini jangan dipasang banyak hiasan di dalamnya, karena akan semakin nampak kecil dan kita tidak bisa menikmati pergerakan ikan di dalamnya.